Analisis Puisi Subuh
Subuh
Kalau subuh kedengaran tabuh
Semua sepi sunyi sekali
Bulan seorang tertawa terang
Bintang mutiara bermain cahaya.
Terjaga aku tersentak duduk
Terdengar irama panggilan jaya
Naik gembira meremang roma
Terlihat panji terkibar di muka.
Seketika teralpa
Masuk darah debur gemuruh
Menjatuhkan kelopak mata terbuka.
Terbaring badanku tiada berkuasa
Tertutup mataku berat semata
Terbuka layar gelanggang angan
Terulik hatiku di dalam kelam.
Tetapi hatiku, hatiku kecil
Tiada terlayang di awang dendang
Menangis ia bersuara seni
Ibakan
panji tiada terdiri.
Karya : Amir Hamzah
Analisis
Puisi Subuh
1. Diksi
Diksi
merupakan pemilihan kata yang tepat pada sebuah puisi sehingga pembaca dapat
mengembangkan daya imajinasinya. Kata-kata yang digunakan pada puisi berjudul
“Subuh” karya Amir Hamzah ini mudah untuk dipahami. Pada puisi ini penulis
tampak krisis iman sehingga diksi digunakan penulis adalah kata-kata yang
bernada ragu, lemah, bimbang, dan rapuh. Dapat dibuktikan dengan kalimat di
bawah ini :
Tetapi hatiku, hatiku kecil
Tiada terlayang di awang dendang
Menangis ia bersuara seni
Ibakan
panji tiada terdiri.
Penyair menggunakan diksi termangu untuk
mengkongkritkan bahwa penyair mengalami krisis iman karena meninggalkan sholat
Subuh. Diksi “menjatuhkan kelopak mata
terbuka” yang berarti ia akhirnya tertidur kembali.
2. Pencitraan
atau Imajinasi
Pencitraan atau imaji dalam karya sastra
berperan penting untuk menimbulkan pembayangan imajinatif, membentuk gambaran
mental dan dapat membangkit pengalaman tertentu bagi para pembaca. Penyair atau
penulis puisi berjduul “Subuh” karya Amir Hamzah mengajak pembaca untuk membayangkan serta merasakan
dirinya sendiri yang mengalami krisis iman, kemudian meyakini bahwa saat kita meninggalkan
sholat subuh biasanya hati kecil pun menolak. Imaji yang digunakan yaitu
imajeri rasa. Berikut dapat dibuktikan dengan kalimat :
Terulik hatiku di dalam kelam.
Tetapi
hatiku, hatiku kecil
Tiada terlayang di awang dendang
3. Persajakan
Pada puisi ini terdapat sajak a-a-a-a
pada bait ke empat. Berikut dapat dibuktikan di bawah ini :
Terbaring badanku tiada berkuasa
Tertutup mataku berat semata
Terbuka layar gelanggang angan
Terulik
hatiku di dalam kelam.
Sedangkan pada bait ke lima bersajak
i-i-i-i meskipun terdapat satu baris yang memiliki akhiran suara “a”.
Tetapi hatiku, hatiku kecil
Tiada
terlayang di awang dendang
Menangis
ia bersuara seni
Ibakan
panji tiada terdiri.
4. Gaya
bahasa atau Majas
Majas yang digunakan dalam puisi
berjudul “Subuh” karya Amir Hamzah yaitu menggunakan majas metafora, hiperbola,
dan personifikasi.
·
Majas metafora :
Tetapi hatiku, hatiku kecil
Semua sepi sunyi sekali
Terbaring badanku tiada berkuasa
·
Majas hiperbola :
Menjatuhkan
kelopak mata terbuka
·
Majas personifikasi :
Bulan
seorang tertawa
Bintang mutiara bermain cahaya
5. Tipografi
Puisi ini mempunyai tipografi konsisten.
Bentuk puisi yang ditampilkan cukup menarik. Walaupun penulisannya rata kiri,
dan bagian kanan terlihat tidak terartur, namun terkesan singkat dan indah
karena tiap baris puisi hanya disusun oleh beberapa kata saja, jadi baris dalam
puisi tersebut tidak panjang. Puisi tersebut juga dibuat dengan
mengkombinasikan huruf kecil dan huruf kapital.
Makna : isi dari puisi Subuh yaitu berisi tentang kemalasan dan
penyesalan seseorang. Dalam puisinya, penulis menggambarkan seseorang ketika
waktu subuh sudah mendengarkan suara azan, namun karena lemahnya hati akan
bujukan dan rayuan setan sehingga seseorang itupun terlelap kembali dan tidak
jadi solat subuh.
Komentar
: setelah membaca puisi berjudul Subuh karya Amir Hamzah, hati saya menjadi
tendongkrak agar tidak tidur kembali ketika sudah mendengar seruan adzan subuh
dipagi hari. Pelajaran yang saya dapatkan ini sangatlah bermanfaat bagi
kehidupan saya karena memang benar terjadi jika waktu subuh kebanyakan orang
sudah mendengar adzan namun terlelap untuk tidur kembali. Sebaiknya ketika
sudah mendengar suara adzan subuh segera bangun dari tidurnya dan segera
melakukan solat supaya tidak terlambat waktunya dan tidak terjadi penyesalan.
Pelajaran dari puisi ini dapat saya terapkan dihidup saya ketika pagi hari.
jadi menambah pengetahuan dan pelajaran setelah membaca analisis puisi ini,, keren banget
BalasHapussaya sangat suka dengan puisi ini
BalasHapusmengingatkan untuk rajin subuhan
BalasHapuscocok untuk dibaca sih ini
BalasHapusSubuh, sepi yang riuh
BalasHapusReminder buat diri sendiri
BalasHapus