Analisis Malam Jahanam karya Motinggo Boesje


Analisis Malam Jahanam karya Motinggo Boesje

                                                                                  


Sumber: https://images.app.goo.gl

Sinopsis, naskah drama Malam Jahanam karya Mottinggo Boesje menceritakan tentang kehidupan seorang keluarga yang dalam hidupnya terdapat beberapa konflik. Drama ini menggunakan latar perkampungan nelayan. Pada awalnya diceritakan seorang keluarga Mat Kontan yang hidup bersama istrinya bernama Paijah dan anaknya. Mereka mempunyai tetangga bernama Soleman yang dianggap oleh Mat kontan seperti sahabatnya sendiri. Dikisahkan Mat Kontan adalah suami yang mementingkan dirinya dan memiliki hobi mencari dan memelihara burung serta berjudi. Istrinya yang bernama Paijah selalu ditinggal suaminya dan tidak mendapatkan perhatian dan kasih sayang yang tulus dari Mat Kontan. Paijah hanya tinggal dirumah bersama anak semata wayangnya. Jika dalam sebuah keluarga hanya ada seorang istri tanpa diberi nafkah oleh suami maka kehidupannya akan tidak lengkap dan berjalan normal. Semua masalah tersebut dirasakan oleh Paijah. Apabila keluarga tersebut berjalan dengan normal, maka kehidupan mereka akan menjadi lengkap dan sempurna. Hal tersebut karna suaminya Mat Kontan hanya sibuk berjudi, dan bermain dengan peliharaan kesayangannya yaitu  burung beo dan perkututnya. Hobi memilihara burung tersebut membuat Mat Kontan rela mengeluarkan sejumlah uang demi burung kesayangkan. Sementara istri dan anaknya ditelantarkan, tidak diperdulikan bagaikan tidak ada dikehidupannya Mat Kontan.

Sifat tidak memedulikan sang istri dan anaknya terlihat saat anaknya sedang menderita sakit keras. Mat Kontan beranggapan bahwa anaknya nanti bisa sembuh dengan sendiri tanpa harus berobat sana sini. Saat anaknya sakit dia tetap mengurusi burung perkututnya yang baru saja dibelinya dari hasil berjudi. Mat Kontan merasa burung peliharaannya hebat dan mahal, kemudian ia menceritakan kepada Soleman. Setelah diceritakan oleh Mat Kontan tentang burungnya kepada Soleman, Soleman merasa bahwa Mat kontan hanya penuh perhatian kepada peliharaaan kesayangnya saja tidak peduli kepada istri dan anaknya. Soleman hanya bisa menegur dan memberikan nasihat agar Mat Kontan selalu  memperhatikan istri dan anaknya dari pada lebih memperhatikan hewan kesayangannya dan bermain judi. Mendengar nasihat dari Soleman, Mat Kontan tidak menghiraukannya karena dirinya merasa bangga dengan kehidupannya yang sekarang.

            Paijah sebagai istri dari Mat Kontan merasa  kecewa atas perlakuan dan sikap suaminya. Hal tersebut menjadi sebab Paijah beralih ke Soleman yang merupakan tetangganya. Paijah mencurahkan isi perasaannya selama ini dari perilaku suaminya.  Dari hal ini Soleman merasakan perasaan yang tidak seharusnya yaitu  mengagumi Paijah yang merupakan istri sahabatnya Mat Kontan. Kejadian yang tidak seharusnya  pun terjadi akibat dari  percintaan terlarang. Kemudian  malam jahanam pun itu akan tiba dan  saatnya menutut pertanggung jawaban dari apa yang telah dilakukan, karena sesuatu yang telah kita lakukan harus dipertanggung jawabkan sesuai dengan apa yang kita perbuat.

            Kemudian Mat Kontan mengalami kemalangan yaitu dirinya  mengetahui burung beo kesayangannya telah mati. Mat Kontan merasa  sangat sedih dan dendam mengetahui kematiaan burung beo kesayangannya itu. Mat Kontan terus  mencari tahu siapa yang telah membunuh burung kesayangannya itu, setelah dia tahu dia akan mengiris lehernya.  Mengetahui hal tersebut Paijah merasa ketakutan dengan perilaku suaminya karena kawatir akan  melukai dirinya dan anaknya karena kejadian kematian burungnya itu. Solusi yang dicari oleh Paijah yaitu meminta perlindungan kepada Soleman agar menjaganya dari kegilaan suaminya akibat dari meninggalnya burung kesayangannya. Soleman merasa dirinya tidak takut dengan sikap dan perilaku Mat Kontan yang tidak wajar itu. Soleman memilki tekad dan berjanji untuk melindungi Paijah dari suaminya. Kedatangan Mat Kontan menemui Soleman pun sudah diduga sebelumnya oleh dirinya.

Kemudian Mat kontan datang menemui Soleman setelah gagal bertanya kepada tukang nujum tentang siapa yang membunuh burungnya. Mat Kontan bercerita kepada Soleman dan dirinya mencurigai istrinya. Mat Kontan menduga bahwa istrinya yang membunuh hewan kesayangannya. Lalu Paijah ketakutan dan terus didesak oleh suaminya untuk mengatakan siapa yang telah membunuh burungnya. Setelah melalui perdebatan antara Paijah dan Mat Kontan, akhirnya Soleman mengakui bahwa dirinya sendiri yang membunuh burung beo bahkan dia mengakui hubungannya dengan Paijah istri dari Mat Kontan. Terlepas dari itu semua, Soleman juga mengaku bahwa anak yang dilahirkan dari rahim Paijah adalah hasil hubungan intim dengan Paijah. Peristiwa tersebut dapat terjadi karena Mat Kontan yang jarang pulang ke rumah dan sering meninggalkan Paijah dengan seorang diri.

            Selanjutnya Mat Kontan tidak bisa menerima kenyataan dan tidak bisa berbuat banyak kepada Soleman. Hal tersebut bukan karena dirinya menjadi sahabatnya, namun karena Soleman telah menolong Mat Kontan yang hampir tenggelam dalam pasir hidup. Maka dari itu Mat Kontan merasa memiliki hutang budi kepada Soleman sehingga tidak bisa mengayunkan goloknya untuk membacok. Pada akhir cerita, digambarkan anak Paijah mati karena mengalami sakit parah dan tidak dibawa kerumah sakit, Paijah sangat kehilangan anak kesayangannya dari  percintaannya dengan Soleman. Tiba-tiba Soleman menghilang entah kemana setelah kejadian pada malam jahanam itu terjadi.

Analisis

Tema dalam naskah drama malam Jahanam adalah sifat buruk dan baik yang dimiliki manusia. Dalam naskah drama ini memperlihatkan sifat buruk manusia melalui tokoh Mat Kontan yang tidak menghargai dan memperdulikan  orang lain, Paijah berselingkuh dengan tetangganya yang bernama Soleman. Soleman yang berselingkuh dengan istri teman dekatnya atau istri dari Mat Kontan. Sifat baik manusia terlihat dari kelembutan hati Paijah kepada anaknya serta Soleman yang berani mengakui kesalahannya pada Mat Kontan.

Tokoh dalam naskah drama ini adalah Mat Kontan, Paijah, Soleman, Utai dan Tukang Pijat. Mat Kontan sosok pria berkeluarga yang sudah memiliki istri dan anak.  Mat  Kontan memiliki sifat tidak perduli kepada keluarganya yang dibuktikan dengan Mat Kontan hanya memedulikan hewan kesayangannya. Istri serta anaknya dibiarkan dan tidak dipedulikan. Paijah adalah wanita yang sudah memiliki suami dan seorang bayi. Paijah memilki watak mudah cemas dan tidak setia. Watak tidak setia dibuktikan ketika dirinya telah berselingkuh. Soleman merupakan pria lajang yang tinggal di seberang rumah Mat Kontan dan Paijah. Soleman merupakan sahabat dari Mat Kontan. Soleman berwatak pengecut, besar mulut, dan pembohong. Tokoh Utai memiliki watak setia dan selalu mengharap pemberian dari Mat Kontan seperti rokok. Selanjutnya adalah Tukang Pijat merupakan pria tua. Tukang Pijat ini berwatak selalu ingin tahu dengan suatu permasalahan.

Latar tempat yang terdapat dalam naskah drama ini yaitu di Ambin rumah. Latar waktu dalam drama ini yaitu pada malam hari. Latar suasana yang tergambar dalam drama ini yaitu kesedihan dan menegangkan. Alur yang digunakan dalam drama ini yaitu alur maju, karena peristiwa yang dialami oleh tokoh digambarkan secara berurutan. Amanat dari drama Malam Jahanam adalah sebagai manusia kita harus saling menghargai antar sesama serta dapat bertanggung jawab atas apa yang kita lakukan. Setiap manusia juga harus memahami apa arti dari kesetiaan, baik kesetiaan dengan pasangan, keluarga, maupun sahabat kita.

Komentar : setelah membaca naskah drama yang berjudul Malam Jahanam karya Motinggo Boesje, saya dapat mengambil pelajaran positif untuk dapat dipelajari dikehidupan saya misalnya kita harus bertanggung jawab atas apa yang sudah menjadi keputusan kita. Jika sudah menikah, sosok laki-laki lah yang semestinya mencari nafkah untuk istri dan anaknya demi kebutuhan hidupnya. Selain itu kita sesama makhluk tuhan harus saling menghargai jangan sampai menjatuhkan antara satu dengan yang lainnya. Pasangan dan sahabat merupakan takdir yang diberikan oleh tuhan kepada kita, alangkah baiknya jika kita menumbuhkan rasa kesetiaan terhadap pasangan maupun sahabat yang kita miliki agar tidak terjadi perpecahan. Dari hal tersebut, semua pelajaran yang ada di dalam naskah drama ini sangatlah positif untuk diteapkan pada kehidupan. 

 

                                                                                    

 

 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis drama Orang-Orang Di Tikungan Jalan Karya W.S Rendra

Analisis Drama Kisah Cinta dan Lain-Lain karya Arifin C.Noer

Analisis Novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari