Analisis Puisi Pada Suatu Hari Nanti
Pada Suatu Hari Nanti
Pada suatu hari nanti
Jasadku tak akan ada lagi
Tapi dalam bait-bait sajak ini
Kau takkan kurelakan sendiri
Pada suatu hari nanti
Suaraku tak terdengar lagi
Tapi di antara larik-larik sajak ini
Kau akan tetap kusiasati
Pada suatu hari nanti
Impianku pun tak dikenal lagi
Namun di sela-sela huruf sajak ini
Kau takkan letih-letihnya kucari
Karya : Sapardi Djoko Damono
1. Diksi
Diksi merupakan pemilihan kata yang tepat, padat dan kaya
akan nuansa makna dan suasana sehingga mampu mengembangkan dan mempengaruhi
daya imajinasi pembaca. (Fajahono. 1990 :59).
Kata-kata yang digunakan pada puisi berjudul Pada suatu hari
nanti karya Sapardi Djoko Damono mudah
untuk dipahami. Contoh pada kata “Pada Suatu Hari Nanti” pembaca bisa mengerti
maksud dari puisi ini bahwa menceritakan sesuatu yang akan datang. Lalu pada
kata “Jasadku tak akan ada lagi” sudah jelas bahwa suatu saat nanti tokohku
tidak akan ada lagi di dunia ini. Serta kata-kata pada bait selanjutnya mudah
dipahami karena lebih ke makna yang sebenarnya.
2. Pencitraan atau
Imajinasi
Pengimajian atau pencitraan adalah suatu kata atau kelompok
kata yang digunakan untuk mennggunakan kembali kesan-kesan panca indera dalam
jiwa pembaca.
Imaji yang terdapat pada puisi ini adalah :
a.
Imajeri Pandang / yang bisa dilihat oleh
pembaca
Jasadku tak akan ada lagi
Tapi dalam bait-bait sajak ini
Tapi di antara larik-larik sajak ini
Impianku pun tak dikenal lagi
Namun di sela-sela huruf sajak ini
Kau takkan letih-letihnya ku cari
b.
Imajeri Dengar / yang bisa didengarkan oleh
pembaca
Suaraku tak terdengar lagi
c.
Imajeri Rasa / yang bisa dirasakan oleh pembaca
Kau takkan kurelakan sendiri
Kau akan tetap kusisati
3. Persajakan
Sajak atau juga disebut rima adalah unsur bunyi untuk
menimbulkan kemerduan puisi, unsur yang dapat memberikan efek terhadap makna
nada dan suasana puisi, dan juga sajak atau rima adalah pengulangan bunyi dalam
puisi. Pada puisi berjudul “Pada suatu hari nanti” karya Sapardi Djoko Damono
semua baitnya mempunyai akhiran “I” yang memberikan kesan kesetiaan,
pengandaian dan rayuan terhadap sesuatu yang akan dihadapi.
Sedangkan untuk ritma pada puisi ini terdapat pada bait I,
II, dan III yaitu pengulangan klausa “Pada Suatu Hari Nanti”.
4. Gaya bahasa atau
Majas
Majas adalah adalah bahasa kiasan yang mengiaskan atau
mempersamakan sesuatu hal dengan hal lain supaya gambaran menjadi jelas, lebih
menarik, dan hidup. Bahasa kiasan atau majas terdiri dari perbandingan,
metafora, perumpamaan epos, dan personifikasi. Pada puisi ini hanya terdapat
majas metafora.Metafora adalah bahasa kiasan seperti perbandingan, hanya tidak
menggunakan kata-kata perbandingan. Metafora ialah melihat sesuatu dengan
perantaraan benda yang lain.
Pada puisi ini terdapat majas pada bait I,II,III yaitu :
I
Tapi
dalam bait-bait sajak ini
Kau takkan kurelakan sendiri
II
Tapi
di antara larik-larik sajak ini
Kau akan tetap kusiasati
III
Namun di sela-sela huruf sajak ini
Kau takkan letih-letihnya kucari
5. Tipografi
Pada puisi “Pada Suatu Hari Nanti” karya Sapardi Djoko
Damono, tipografi yang ditampilkan adalah bentuk rata kiri dan lurus bawah.
Puisi ini diberi wajah yang sederhana untuk memperkuat makna yang disampaikan
yaitu tentang kesetiaan. Tipografi puisi diatas dibentuk oleh tiga bait, yang
mana jumlah baris tiap bait sama, yaitu empat baris. Pada bait pertama, terdiri
atas empat baris yang mana tiap baris mempunyai jumlah kata yang berbeda
sehingga menimbulkan tampilan yang tidak rata kanan dan kirinya melainkan hanya
rata kiri saja. Pada bait kedua terdiri atas empat baris yang disusun sama
seperti bait sebelumnya. Bait ketiga terdiri atas empat baris. Bait pertama
,kedua, dan ketiga, masing-masing terdiri atas empat baris yang disusun sama.
Antara bait satu dan yang lainnya diberi jeda (spasi). Hal itu sebagai penanda
perpindahan bait, karena setiap bait mengandung makna yang terpisah. Jumlah
kata dalam satu baris juga berbeda-beda, hal itu menimbulkan panjang pendeknya
tampilan baris. Walaupun baris dibuat rata kiri, namun penampilan yang seperti itu
tidak akan membuat pembaca atau penikmat puisi merasa bosan.
Komentar
Posting Komentar