Analisis Novel Matahari Karya Tere Liye

 

Analisis Novel Matahari Karya Tere Liye


Sumber: Google 

Pada novel berjudul Matahari karya Tere Liye ini memiliki tema persahabatan dan petualangan. Hal tersebut tersirat dalam kalimat “Tidak ada yang baik-baik saja setelah menyaksikan kematian teman sendiri, Selena” yang terdapat di dalam episode 2. Sedangkan pada tema petualangan dapat dibuktikkan melalui kalimat “Tabung perak itu semacam hardisk berjuta-juta giga yang isinya bisa diproyeksikan dalam bentuk hologram 3 dimensi kemudian Ali belajar dan akhirnya menciptakan kapsul perak yang diberi nama Ily untuk mengingat teman berpetualang mereka saat di klan Matahari.” Kalimat tersebut menceritakan bahwa novel Matahari mengambil tema persahabatan dan petualangan.

Selain ada tema, ditunjukkan juga pada pemilihan tokoh utamanya yaitu Raib, Raib juga memiliki dua orang teman yang bernama Seli dan Ali. Ketiga siswa SMA tersebut akhirnya bersahabat saat mereka terpilih sebagai tiga anak yang dapat mengunjungi klan Bulan dan klan Matahari. Novel ini memiliki beberapa tokoh pendukung yaitu Seli, Ali, orangtua Raib, Faar, Marsekar Laar, Sekretaris Dewan Kota, Klaar, dan Meer.

Sebagai tokoh utama, Raib memiliki watak rela berkorban. Watak ini ditunjukkan dengan tindakannya dalam menghadapi masalah. Selain watak rela berkorban demi temannya, Raib juga memiliki sifat ingin tahu yang tinggi. Hal tersebut tersirat dalam episode 1 saat Ali diterima sebagai salah satu pemain tim basket sekolah. Hal ini dapat dibuktikkan ketika Ali berhasil memasukkan bola basket ke keranjang pada saat Ia main bola, si Raib terus mencurigai Ali karena sepengetahuan Raib Ia tidak bisa main bola basket. Sifat rasa ingin tahu terus meninggi dan mencurigai sesuatu yang disembunyikan dari Ali hingga Raib menemukan dan melihat sendiri sesuatu tersebut secara langsung. Raib juga berwatak pantang menyerah dalam berlatih fisik serta mencoba membaca sesuatu dari buku matematikanya yang merupakan transkripsi dari buku kehidupan dari Klan Bulan.

Selanjutnya, tokoh Seli memiliki watak periang dan selalu berpikiran positif. Hal ini dapat ditunjukkan ketika Ali menang bermain basket lawan sekola lain dan Seli merespon dengan pikiran positif ketika Raib selalu memiliki asumsi negatif kepada Ali. Untuk tokoh Ali, Ia memiliki watak genius. Terbukti dengan semua penelitiannya tentang apapun yang menurutnya menarik. Seperti tentang meledakkan laboratorium fisika, meneliti seluk beluk munvulnya kekuatan pada Raib dan Seli serta perispannya sebelum perjalanan menuju Klan Bintang. Selanjutnya, watak orangtua Raib walaupun mereka bukan orangtua kandung, namun kasih sayang dari keduannya terhadap Raib tidak dapat dielakkan. Orangtua Raib selalu memberikan yang terbaik untuk Raib dan sudah menganggap Raib anak kandung. Tokoh Faar yang memiliki watak bijaksana serta ramah dapat terbukti ketika faar tersenyum ramah seperti menatap kerabat jauh yang sudah lama tidak bertemu. Selain itu Faar juga pemberani dan rela berkorban ketika akan membuat pengalih perhatian di Kota Zaramaraz. Watak dari Marsekal Laar adalah berani dalam mengambil resiko. Selanjutnya, terdapat tokoh antagonis yaitu Dewan Kota yang sangat picik serta menghalalkan segala cara untuk menguasai Klan Bintang. Terdapat juga tokoh Klaar yang memiliki watak berani mengambil resiko ketika dia akan mengalihkan perhatian dan yang lain disuruh untuk menyusup. Tokoh Meer adalah sosok tokoh yang rendah hati walaupun dia pintar namun tidak menggembor-nggemborkan kepintarannya. Pada bagian terakhir terdapat tokoh ketiga yang terdiri dari Meer, Av, Ilo, Vey, Tog, Ou, orangtua Raib, orangtua Seli, Perwira tinggi.

Latar yang terdapat di dalam novel ini yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar suasana. Latar tempat yang digunakan yaitu di Aula Sekolah dan lapangan basket ketika di sana dijadikan tempat untuk bermain basket, latar tempat kedua yaitu di Kota setelah kembali empat bulan yang lalu, di ruang keluarga Ilo ketika meletakkan Ily yang sudah meninggal. Di jalan menuju Klan Bintang. Di kantin sekolah, di Rumah Raib, di Klan Bulan. Latar tempat terakhir yaitu di Akademi waktu pemakaman Ily. Latar waktu yang digunakan yaitu saat lima belas menit kemudian Mis Selena, Av, dan Tog mendekati Ali, Raib, Seli. Serta waktu pagi hingga sore hari ketika Raib ditunggu oleh temannya sampai sore. Terdapat juga pukul satu siang terjadi hujan deras. Latar suasana yaitu senang, bahagia yang ditunjukkan pada kalimat “Memang tukang bakso kembali menatap penuh semangat ingin melihat pertandingan basket Ali.” Selain itu terdapat latar suasana menyedihkan ketika si Ily sudah meninggal dunia.

Alur yang digunakan pada novel berjudul Matahari adalah alur campuran yang terdiri dari alur maju dan alur mundur. Penggunaan alur maju terdapat pada episode 1, episode 3, dan episode 30. Pada episode 1 dapat dibuktikkan pada kalimat pembuka “Pukul satu siang. Hujan turun deras di luar. Suara petir terdengar susul-menyusul, angina kencang berkesiur.” Sedangkan penggunaan alur mundur terdapat pada episode 2 yang dapat dibuktikkan “ Kami kembali ke Kota iniempat bulan lalu. Stelah pertempuran hidup mati yang di Klan Matahari. Hana mengorbankan jutaan lebah miliknya agar bisa mengalahkan ketua Konsil Fala-tara-tana IV, dan pengorbanan paling besar dilakukan Ily.” Alur mundur tersebut merupakan cuplikan dari perjalanan mereka menjelajah Klan Matahri yang terdapat pada buku kedua yang berjudul Bulan. Pada episode 2 mengkisahkan masa-masa berkabung saat Ily meninggl karena terkena petir biru Fala-tana-tara IV. Ily dimakamkan di Akademi tempatnya belajar dengan diiringi tangis haru dari pihak yang dating di pemakaman Ily.

Amanat dari novel tersebut adalah mengajarkan kita agar terus berusaha, jangan mudah putus asa, dan jangan meninggalkan sahabat bagaimanapun kondisinya, terlebih saat dirinya sedang dalam kesusahan. Untuk mengatasi suatu permasalahan kita harus menggunakan perhitungan dan perencanaan yang matang, namun disaat tertentu diperlukan pula improvisasi apabila rencana yang telah disusun gagal. Selain itu, arti persahabatan yang dapat mengalahkan segala hal untuk dapat memecahkan masalah, dengan bersahabat dan banyak orang kita akan lebih punya banyak senjata untuk menumpas keburukan.

Cerita ini dibuka dengan suasana duka yang menyelimuti Raib, Seli, dan Ali atas tewasnya Ily saat pertarungan di klan Matahari (di novel sebelumnya). Para ksatria dari klan Bulan pun turut merasakan yang sama, hingga membuat Miss Selena tak dapat pulang ke klan Bumi. Saat mereka kembali ke klan Bumi, seperti biasa, disambut oleh tugas-tugas selayaknya anak sekolahan pada umumnya. Terlebih, Ali yang mendadak jadi bintang lapangan saat kompetisi basket antarsekolah yang dicurigai bahwa Raib melakukan kecurangan sebab telah menyalahgunakan hasil percobaan atau eksperimennya. Sampai final pun, kelakukan tidak sportif yang dilakukan oleh lawan tanding basket sekolah mereka, mengundang amarah Ali hingga nyaris mengubah Ali menjadi seekor beruang besar. Mengetahui hal tersebut, Raib mencoba untuk menenangkan keadaan dengan kemampuan teleportasi yang ia miliki. Namun, ternyata Ali lebih cepat dibawa oleh pesawat kapsul perak. Dari situlah, aksi kejar-mengejar berlangsung hingga membawa Seli dan Raib ke sebuah parkiran pesawat kapsul perak itu, tepatnya di basement rumah mewah Ali. Ternyata, Kapsul perak ini adalah sebuah eksperimen Ali yang dinamakannya Ily. Hal itu dilakukannya sebagai bentuk pengabdian bagi sahabat mereka yang sudah tewas di pertarungan. Barangkali bisa dibilang itu merupakan Ily versi kedua. Ali mengakui bahwa dirinya telah menyelami berbagai pengetahuan atau ilmu baru dari tabung perak yang diberikan oleh Av. Merchandise Gift yang diberikan oleh Av ketika mereka kembali dari klan Bulan. Adapun tabung itu berisikan softcopy segala penyimpanan berkas (arsip) perpustakaan klan Bulan yang akhirnya menjadi “bahan” baru bagi Ali, Raib, dan Seli.Dari Av, Ali menekuni teknologi dari klan Matahari dan klan Bulan, terlebih dirinya menemukan letak posisi klan Bintang. Rasa semangat Ali kian membara untuk mengunjungi klan Bintang. Akan tetapi, Seli dan Raib enggan dan menolak ajakan Ali, bahkan Ali meminta Raib untuk memakai Buku Kehidupan yang dimilikinya. Hal tersebut tentu dibantah oleh Raib sebab itu akan menghancurkan kepercayaan Miss Selena yang mengatakan agar tidak menyentuh barang itu. Di balik itu, akhirnya ada sebuah pengakuan dari orang tua Raib mengenai dirinya, bahkan orang tuanya juga sudah tahu tujuan Raib “pergi liburan” yang ia katakan selama ini adalah melakukan perjalan ke dunia paralel, termasuk petualangan dan penjelajahan kali ini, yakni ke klan Bintang. Akhirnya, tiga sekawan itu melakukan perjalan menggunakan pesawat kapsul yang terbaru, yakni Ily versi kedua. Mereka berpetualang menuju gua yang ada di perbatasan danau sebab berdasarkan pengamatan Ily V.2 lokasi tersebut menjadi mulut lorong kuno. Kemudian, berbagai pertarungan pun terjadi dan ambisi mereka terus-menerus diuji dengan berbagai hal berbahaya lainnya. Saat di Padang Kristal, mereka tepergok oleh penjaga lembah dengan seragam hitam dan dibawa hingga di Lembah Hijau. Faarazaraaf merupakan pemimpin di Lembah Hijau yang meyambut ketiga sekawan itu dengan pelayanan yang baik. Akan tetapi, sayangnya hal tersebut hanya bertahan sesaat saat pasukan bayangan hadir, dipimpin oleh Marsekal Laar. Adapun Sekretaris Dewan Kota yang ikut di rombongan tersebut melahirkan kericuhan di pondok Faar dan membawa Ali, Raib, dan Seli ke kota Zaramaraz. Pengadilan memberikan peringatan pada mereka sebab ketiga sekawan itu mempunyai kekuatan yang dilarang dekrit kota. Untungnya, ada granat EMP sehingga Ali, Raib, dan Seli bisa lolos dari pesawat ketika hendak mendarat di kota Zaramaraz. Kemudian, dengan bantuan Marsekal Lar, mereka pun menyelamatkan diri ke Restoran Lezalezel dengan tujuan bertemu Sang Hantu alias Kaar. Kaar adalah perantara antara mereka untuk menjumpai arsitek kota, yakni Mer. Mer menunjukkan blue print tata kota, serta ruang Dewan Sekretaris Kota yang diduga sebagai tempat penyimpanan Buku Kehidupan Raib yang dirampas sang empunya ruangan. Di samping itu, Faar membuat kegaduhan di kota sebagai bentuk pengalihan tentara klan Bintang agar Ali, Raib, dan Seli dapat mengambil kembali Buku Kehidupan milik Raib. Nahasnya, mereka tertangkap hingga akhirnya terjadilah pertarungan yang mengharuskan Ali berubah menjadi seekor beruang besar dengan kemampuan petir milik Seli dan kekuatan teleportasi Raib. Kekuatan itu tergabung menjadi satu kesatuan, tetapi hal itu tidaklah sebanding sehingga mereka dibawa ke semacam ruangan isolasi yang menyeramkan.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis drama Orang-Orang Di Tikungan Jalan Karya W.S Rendra

Analisis Drama Kisah Cinta dan Lain-Lain karya Arifin C.Noer

Analisis Malam Jahanam karya Motinggo Boesje