Analisis Kita adalah Pemilik Sah Republik Ini
Kita
adalah Pemilik Sah Republik Ini
Tidak
ada lagi pilihan lain. Kita harus
Berjalan
terus
Karena
berhenti atau mundur
Berarti
hancur.
Apakah
akan kita jual keyakinan kita
Dalam
pengabdian tanpa harga
Akan
maukah kita duduk satu meja
Dengan
para pembunuh tahun yang lalu
Dalam
setiap kalimat yang berakhiran :
“Duli
Tuanku?”
Tidak
ada lagi pilihan lain. Kita harus
Berjalan
terus
Kita
adalah manusia bermata sayu,
Yang
di tepi jalan
Mengacungkan
tangan untuk oplet dan bus yang
Penuh
Kita
adalah berpuluh juta yang bertahun hidup sengsara
Dipukul
banjir, gunung api, kutuk dan hama
Dan
bertanya-tanya diam inikah yang namanya
Merdeka
Kita
yang tak punya kepentingan dengan seribu slogan
Dan
seribu pengeras suara yang hampa.
Tidak
ada lagi pilihan lain.
Kita
harus berjalan terus.
Karya : Taufiq Ismail
Analisis
Puisi Kita adalah Pemilik Sah Republik Ini
1. Diksi
Puisi bertemakan perjuangan ini banyak
menggunakan kata yang menggambarkan keadaan bangsa Indonesia, kalimat dari
puisi berjudul “Kita adalah Pemilik Sah Republik Ini” menggunakan kalimat yang
mudah dipahami maksud isinya oleh pembaca. Puisi ini menceritakan keadaan
bangsa yang dinilai masih membutuhkan perjuangan, dimana penderitaan masih
terjadi walaupun bangsa Indonesia sudah diakui kemerdekaannya.
Hal ini dapat kita lihat pada kalimat
yang terdapat pada puisi karya Taufiq Ismail :
Dipukul
banjir, gunung api, kutuk dan hama
Kalimat tersebut menggambarkan kesusahan
yang masih dialami oleh bangsa Indonesia.
Dalam puisi berjudul “Kita adalah
Pemilik Sah Republik Ini” karya Taufiq Ismail terdapat kata-kata dalam bahasa
Sumatra yaitu :
Duli
Tuanku?
Dalam bahasa Indonesia dapat diartikan
baik tuan, atau siap bos. Munculnya bahasa yang biasa digunakan di daerah
Sumatra ini karena Taufiq Ismail lahir di Bukittinggi, Sumatra Barat.
2. Pencitraan
atau imajinasi
Pencitraan atau
imajinasi pada puisi ini yaitu :
·
Imaji pandang / yang bisa dilihat oleh
pembaca
Kita
adalah manusia bermata sayu, yang di tepi jalan
Mengacungkan
tangan untuk oplet dan bus yang
Penuh
·
Imaji dengar / yang bisa didengarkan
oleh pembaca
Dan
bertanya-tanya diam inikah yang namanya Merdeka
Dan
seribu pengeras suara yang hampa.
·
Imaji gerak
Kita
harus berjalan terus.
Karena
berhenti atau mundur
Kata
berjalan, berhenti, dan mundur
membuat sesuatu yang ditampilkan tampak bergerak.
3.
Persajakan
Pada puisi ini termasuk ke dalam puisi
yang panjang serta tidak terikat pembaitan ataupun persajakan. Loncatan
kesatuan sintaksis yang terdapat pada baris tertentu ke dalam baris selanjutnya
juga dapat terlihat, yaitu pada kalimat:
Tidak ada lagi pilihan lain.
Kita
harus berjalan terus.
Kata berjalan terus menerangkan kalimat di atasnya atau kalimat
sebelumnya.
4. Gaya
bahasa atau Majas
Penggunaan kalimat kias juga digunakan
oleh Taufiq Ismail dalam karya puisinya. Taufiq Ismail menggunakan majas
personifikasi yaitu terdapat pada kalimat :
Dipukul banjir, gunung api, kutuk dan hama
Banjir,
gunung api, kutuk, dan hama digambarkan dapat memukul sepeti manusia. Hal ini merupakan
perumpaan dari cobaan yang datang menyengsarakan.
Majas
yang lainnya yaitu hiperbola terdapat pada kalimat :
Dan seribu pengeras suara yang hampa.
Hal ini menunjukkan kalimat yang
melebih-lebihkan, seperti hal yang tidak mungkin ada seribu pengeras suara
namun hampa suara.
5. Tipografi
Pada puisi “Kita adalah Pemilik Sah
Republik Ini” karya Taufiq Ismail, tipografi yang ditampilkan berbentuk rata
kiri dan lurus kebawah. Puisi ini diberi wajah yang memperkuat makna yaitu
menggambarkan ikhtiar bangsa Indonesia yang ingin maju, bangkit dari
keterpurukan bangsa penjajahan. Tipografi pada puisi ini tidak terikat bait
tetapi memiliki banyak baris. Puisi ini juga tidak menggunakan spasi atau jeda
karena memiliki kalimat yang berupa kesatuan yang utuh, jadi tidak memiliki
makna yang berbeda-beda pada tiap bait nya. Oleh karena itu penulis Taufiq
Ismail menuliskan puisinya tidak menggunakan spasi atau jeda.
Makna : berisi tentang dorongan
keterkungkungan rakyat negara Indonesia dari bentuk penjajahan, baik penjajahan
yang datang dari luar negeri maupun dari dalam negeri.
Komentar : setelah membaca puisi ini
saya mendapatkan pelajaran positif untuk diterapkan oleh anak muda Indonesia
tentunya. Pelajaran ini yaitu kita harus berjuang melakukan perubahan ke arah
perbaikan nasib bangsa Indonesia salah satunya dengan cara belajar dengan giat
serta bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu. Kita harus pantang menyerah dalam
menggapai impian kita demi mensejahterakan serta mencerdaskan bangsa Indonesia.
bagus banget puisi karya Taufiq Ismail
BalasHapusanalisis puisinya jelas dan mudah dipahami, dapat dijadikan referensi juga
BalasHapusjadi terinspirasi dari isi puisinya
BalasHapuskerenn jadi paham makna puisinya
BalasHapusyuk berjuang untuk negeri lewat ga golput pemilu
BalasHapusMudah dipahami
BalasHapus