Analisis Drama RT Nol RW Nol karya Iwan Simatupang
Analisis Drama RT Nol RW Nol karya
Iwan Simatupang
Sumber: Google
Sinopsis, Dalam
naskah drama ini pada awalnya diceritakan mengenai disebuah kota besar hiruk –
pikuk kendaraan yang melintas di atas jembatan yang tidak begitu besar. Dibawah
jembatan tersebut digunakan untuk
tinggal beberapa orang. Tempat tinggal mereka kemudian disebut RT 0 RW
0. Mereka tidak memilki alamat dan Kartu Tanda Penduduk (KTP). Tokoh yang
tinggal di bawah jembatan tersebut adalah Seorang kakek yang merupakan mantan
klasi kapal. Selanjutnya ada Pincang yang memilki kondisi fisik kurang yaitu
memilki kaki pincang dan telah mencari
kerja kemana – mana namun tidak pernah mendapatkan hasil yang memuaskan.
Selanjutnya adalah Ani dan Ina adalah seorang kakak – beradik yang memilki
pekerjaaan sebagai seorang PSK ( Pekerja Seks Komersial ).
Penghuni
kolong jembatan meratapi kejamnya kota besar dan membawa masalah yang rumit
diantara mereka. Pincang memiliki masalah dan telah putus asa dengan kehidupan
yang dialaminya, disebabkan Pincang tidak pernah satu pun berhasil mendapatkan
pekerjaan yang sesuai dan dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya. Kemudian
datang laki – laki bernama Bopeng yang merupakan mantan penghuni kolong
jembatan tempat tinggal kakek, pincang, Ani dan Ina. Bopeng bekerja di sebuah
kapal sebagai Klasi Kapal. Bopeng
membawa seorang wanita bersamanya yang bernama Ati. Ati digambarkan sebagai
wanita yang sedang mencari Suaminya telah lama hilang namun tidak kunjung
ditemukan. Saat Ati mencari suaminya dia tersesat dan kehabisan uang untuk
pulang ke kampungnya.
Pincang
iri terhadap Bopeng karena telah memiliki pekerjaan. Karena iri hati Pincang
pun selalu memojokkan Bopeng. Alasannya karena pada awal bertemu dengan Ati,
Bopeng memilki janji kepada Ati untuk mengantarkannya pulang ke kampung tetapi
karena adanya panggilan kerja sebagai klasi kapal Bopeng mengurungkan niat
tersebut. Pincang dan Bopeng terjadi adu argument. Kemudian setelah
pertengkaran argumen antara Si Pincang dan Bopeng, akhirnya kakek pun menengahi
pertengkaran mereka. Kemudian selang beberapa waktu Ani dan Ina datang setelah
mereka selesai bekerja. Ani dan Ina saat pulang membawa kabar bahwa mereka akan
dinikahi oleh Pria yang menjadi langganan mereka.
Kemudian
mereka yang tinggal di bawah kolong jembatan pergi meninggalkan tempat tersebut
yang telah menjadi tempat tinggal mereka. Selanjutnya bopeng dan pincang yang
akan mengantarkan Ati kembali ke tempat tinggalnya atau kampung halamannya dan
ia berjanji akan mencari pekerjaan kembali dan menikahi Ati. Akhirnya tinggal
lah seorang kakek yang hidup sendiri di bawah jembatan yang mereka semua
memberi nama tempat tinggalnya yaitu RT 0 RW 0.
Analisis
Tema dari
drama berjudul RT Nol/RW Nol adalah realita sosial perjuangan hidup manusia
yang pantang menyerah. Tokoh dalam
naskah drama ini meliputi Kakek,
Pincang, Ina, Ani, Bopeng dan Ati. Tokoh Kakek memiliki watak bijaksana dan penyabar, ia juga
sebagai mantan klasi kapal dan sudah lama menghuni di bawah kolong jembatan
yang tidurnya hanya menggunakan alas kardus. Watak bijaksananya dapat
dibuktikan dengan kalimat “Jangan bingungkan dirimu lebih lama lagi dalam
kerangka-kerangka kata-kata mu yang meawang itu.” Sedangkan watak penyabar
dapat dibuktikan dengan kalimat “kelenggangan disebabkan perpisahan, terkadang
lebih parah dari kematian sendiri. Mengapa pula kita, manusia-manusia
gelandangan, berbuat seolah tak mengerti itu?” Tokoh Pincang memiliki kaki yang
pincang sesuai dengan namanya, ia berwatak
pemarah yang dibuktikan dengan kalimat “Apa aku harus menutup mulutku
terus? Mengapa setiap ucapanku kau anggap sebagai cari fasal saja?”. Tokoh Ina
berprofesi sebagai PSK (Pekerja Seks Komersial) yang memiliki watak penyabar yang dapat dibuktikan dengan
kalimat “Sudahlah Kak. Hujan atau tak hujan, kita tetap keluar.” Tokoh Ani juga
berprofesi sebagai PSK (Pekerja Seks Komersial) sama dengan halnya Ina, Ani
memiliki sifat keras kepala namun ia
pantang menyerah. Watak keras kepala
dapat dibuktikan menggunakan kalimat “Semuanya itu akan kami nikmati mala mini.
Cara apapun akan kami jalani, asal kami dapat menemukannya malam ini. Ya, mala
mini juga!” sedangkan watak pantang menyerah dapat kita lihat dengan kalimat “Terus,
pantang mundur! Kita bukan dari garam, kan?”.
Sedangkan
Bopeng merupakan seorang klasi kapal yang baru saja diterima pekerjaannya
setelah sekian lama ia melamar pekerjaan dibeberapa tempat dan ditolak. Bopeng
juga mantan penghuni bawah kolong jembatan. Bopeng memiliki watak rendah hati yang dapat dibuktikan
menggunakan kalimat “Sabar. Rokok sungguhpun ada. Malah sebungkus utuh.” Tokoh
yang selanjutnya adalah Ati. Ati memiliki watak pemalu yang dapat dilihat
dengan kalimat “Malu Kek. Kami berangkat dari sana dengan pesta dan doa. Segala
pakaian dan perhiasan emasku didalamnya, telah dia bawa kabur.”
Beberapa
latar yang digunakan pada naskah drama RT 0 RW 0 yaitu latar tempat dan latar
suasana namun tidak terdapat latar waktu.
Latar tempat yang digunakan dalam naskah drama RT 0 RW 0 adalah di bawah kolong jembatan yang dapat dibuktikan
pada tokoh Kakek, Ani, Ina dan Pincang yang hidup dan tinggal di bawah kolong
jembatan. Latar suasana yang
digunakan adalah tegang dan sedih yang dapat dibuktikan dengan
Bopeng dan Pincang berkelahi. Suasana sedih dapat dilihat pada tokoh Kakek,
Ani, Ina dan Pincang yang makan hanya menggunakan mentega yang dicairkan. Alur yang terdapat dalam naskah drama
ini adalah alur maju karena pada
akhirnya kakek ditinggalkan untuk hidup sendiri oleh Bopeng, Pincang, Ani dan
Ina di bawah kolong jembatan.
Amanat
yang terkandung pada naskah drama ini adalah kita harus berjuang dan selalu
berusaha serta pantang menyerah menghadapi segala rintangan dalam menjalani
hidup, dengan selalu bekerja keras, usaha maksimal dan lain sebagainya.
Kita sebagai manusia juga harus memperlakukan semua orang dengan selayaknya manusia pada umumnya serta tidak membeda-bedakan dari berbagai segi kehidupan.
Komentar
: setelah saya membaca naskah drama berjudul Rt Nol Rw Nol ini ada beberapa
pelajaran positif yang saya dapatkan yaitu ketika kita menginginkan segala
sesuatu, hendaknya kita berjuang keras bersusah payah terlebih dahulu demi
mendapatkan apa yang ingin dicapai. Berjuang dengan cara berusaha maksimal
seperti bekerja keras dan pantang menyerah perlu dilakukan demi menghidupi
kebutuhan keluarga kita. Apabila kita sudah memiliki kehidupan yang cukup dalam
segi ekonomi, kita tidak boleh untuk saling membeda-bedakan orang lain dari
berbagai segi kehidupan, terutama dari segi ekonominya. Semua makhluk ciptaan
tuhan adalah sama derajatnya. Berbagai pelajaran positif dalam naskah drama ini
dapat saya terapkan dikehidupan sehari-hari.
Wow analisisnya keren banget dan mendetail
BalasHapus