Analisis Drama Ayahku Pulang karya Umar Ismail
Analisis Drama Ayahku Pulang karya
Umar Ismail
Sumber: Google
Tema
dari naskah drama ini yaitu tentang kehidupan
keluarga. Dimana ada sebuah keluarga yang ditinggalkan oleh sosok ayah dan
memiliki tiga anak, anak pertama laki-laki, anak kedua laki-laki, dan anak
trakhir perempuan. Anak pertama yang selalu menjadi tulang punggung keluarga
sebagai ganti saat kepergian ayahnya yang sama sekali tidak diketahui
keberadaan ayahnya oleh satu keluarga tersebut.
Tokoh
dalam naskah ini terdapat lima tokoh
yaitu Ayah atau yang dikenal dengan Raden Saleh, tokoh Ibu yang bernama
Tina, tokoh Gunarto sebagai anak pertamanya, tokoh Maimun sebagai anak kedua
dan terakhir Mintarsih sebagai anak terakhirnya. Raden Saleh memiliki watak tidak bertanggung jawab karena Ia telah
meninggalkan keluarganya begitu saja dan tidak pamit terhadap istri serta
anak-anaknya. Ibu Tina memiliki watak
berhati sabar, pekerja keras dan selalu kuat dalam menghadapi permasalahan. Hal
ini terbukti ketika Ia selalu sabar menanti kepulangan suaminya dan bekerja
keras demi mendapat uang untuk kebutuhan hidup keluarganya. Gunarto berwatak keras kepala, mudah
marah dan mudah emosi. Hal ini terlihat saat ayahnya pulang ke rumah namun
Gunarto tidak menerima kepulangan ayahnya sehingga menimbulkan luapan emosi dan
kemarahan dari Gunarto terhadap sang ayah. Maimun
memiliki watak berbakti kepada orang tua dan selalu menjadi penengah
disetiap masalah dalam keluarganya, ia menengahi perdebatan antara Gunarto dengan
ayahnya saat ayahnya pulang ke rumah. Mintarsih berwatak besar hati, penyabar
dan berbakti kepada kedua orang tuanya. Ia selalu menuruti apa yang dikatakan
oleh orang tuanya.
Latar tempat
yang digunakan adalah di Ruang tamu
rumah. Latar ini digunakan ketika keluarga tersebut berbincang-bincang dan
menerima tamu saat ayahnya pulang ke rumah. Latar waktu yang digunakan yaitu pada saat malam hari bulan ramadhan
dan keesokan harinya adalah hari raya
idul fitri. Latar suasana yang
terdapat dalam naskah drama ini adalah menyedihkan
dan menegangkan. Hal ini dibuktikan
dengan kepergian ayahnya selama sepuluh tahun dan akhirnya bunuh diri. Alur yang digunakan dalam naskah drama
ini adalah alur maju karena tidak
terdapat pengulangan cerita pada masa lampau. Raden Saleh kembali pulang ke
rumah namun pada akhirnya Ia bunuh diri karena tidak tahan mendengar hinaan
dari anaknya sendiri yang bernama Gunarto
Sinopsis, Cerita ini diawali dengan perasaan rindu yang muncul dari
seorang ibu bernama Tina yang sangat merindukan suaminya bernama Raden Saleh setelah
lama pergi sekitar sepuluh tahun yang lalu tanpa meninggalkan sepatah kata
untuk keluarganya. Namun kondisi Ibu Tina untuk mengingat Raden Saleh sebagai
suaminya mendapat tantangan keras dari anak laki-lakinya yang bernama Gunarto.
Gunarto merasakan sejak kecil menderita karena ditinggalkan oleh ayahnya.
Gunarto merasa tidak ada gunanya jika mengingat orang yang sudah tidak ingat dengan
keluarganya. Gunarto merasa anak paling besar sendiri yang dapat hidup tanpa
bimbingan dari ayahnya. Oleh karena itu Gunarto selalu mengalihkan pembicaraan
ketika adik-adiknya membicarakan yang mengarah kepada Raden Saleh ayahnya.
Perdebatan yang
semakin serius setelah Maimun mendengar kabar dari pak Tirto bahwa ada seorang
tua yang konon mirip ayahnya. Ibu Maimun merasa yakin bahwa mungkin saja benar
ayahnya dapat pulang kembali. Akan tetapi, Gunarto merasa tidak percaya.
Perbincangan tentang keberadaan ayahnya semakin tegang setelah adik perempuan
yang bernama Mintarsih pulang. Mintarsih menceritakan ada orang tua yang
lagaknya seperti pengemis selalu memandangi rumah keluarganya. Gunarto dan
Maimun tidak percaya ingin membuktikan ucapan Mintarsih, namun tidak mendapakan
hasil apapun. Ibu Tina semakin merasa yakin bahwa mungkin suaminya yang lama
telah pergi di malam hari raya seperti ini pulang kembali ke rumah.
Hal tersebut tidak
dapat disangka, tiba-tiba Raden Saleh pulang dengan penampilan jauh berbeda
tidak seperti dulu kaya raya tetapi saat ini seperti pengemis. Tina kaget
hampir tidak percaya akan tetapi Ia merasa senang lalu menyuruh suaminya untuk memasuki
ke dalam rumahnya serta memerintahkan anak-anaknya untuk mendekati Raden Saleh.
Namun Gunarto sendiri memiliki sikap acuh terhadap kedatangan kembali seorang
ayah karna kebencian terhadap ayahnya yang lama dipendam dan dilampiaskan. Itu
semua terjadi karena penderitaan yang dialami sejak lama setelah ditinggalkan
oleh ayahnya. Pelampiasan kemarahan oleh Gunarto memuncak dengan menghina
kepada orang tuanya sendiri. Raden Saleh bercerita dihadapan istri dan
anak-anaknya tentang kepergiannya selama sepuluh tahun yang lalu saat hari
raya. Raden Saleh pergi ke Singapura untuk bekerja disana guna mendapatkan uang
demi kebutuhan hidup keluarganya, ia juga merasa bersalah karena langsung pergi
meninggalkan keluarganya tanpa berpamitan dengan siapapun. Di Singapura Raden
Saleh bekerja sebagai kepala perusahaan yang memiliki pegawai berpuluh-puluh
akan tetapi perusahaan tersebut bangkrut terbakar. Saham yang dibeli olehnya
merosot semua nilainya sehabis terjadinya perang. Setelah mengalami bangkrut di
perusahaan yang dimiliki, Ia sudah tidak bekerja lagi karena sudah semakin tua
dan semakin mengingat wajah-wajah keluarga yang ditinggalkan sejak lama. Sikap
Gunarto sangat benci terhadap ayahnya hingga ayahnya pergi lagi karena
tidak tahan mendengar hinaan yang diucapkan dari Gunarto. Maimun berusaha
mengejar ayahnya keluar rumah namun sudah terlambat, ternyata ayahnya melakukan
bunuh diri terjun ke dalam sungai dan meninggalkan keluarganya untuk
selama-lamanya. Saat itu pula hanyalah tinggal sebuah kopiah dan baju milik
ayahnya.
Pada akhirnya Gunarto menyadari
bahwa Ia penyebab ayahnya bunuh diri terjun ke dalam sungai adalah si Gunarto.
Gunarto sangat menyesali apa yang telah Ia lakukan kepada ayah kandungnya
sendiri. Amanat dari naskah drama
yang berjudul Ayahku Pulang adalah sebagai kita manusia jangan memiliki rasa
dendam terhadap orang lain walaupun orang lain berbuat salah terhadap kita
sendiri. Jangan berani dan durhaka terhadap orang tua, meski orang tua memiliki
banyak kesalahan kepada anaknya, maka anak tersebut harus dapat memaafkannya.
Sebagian besar orang memiliki keluarga, sebaiknya kita harus selalu bersifat
terbuka di depan keluarga serta selalu menerima kondisi, baik kekurangan maupun
kecukupan dari keluarga dan jangan pernah lari dari permasalahan.
cerita yang menarik isi mendalam sekali
BalasHapus