Analisis Cerpen Kartu Pos dari Surga karya Agus Noor
Analisis Cerpen Kartu Pos dari
Surga karya Agus Noor
Sumber: Google
Sinopsis,
Pada saat awal cerita terdapat anak kecil yang masih bersekolah bernama
Beningnya. Sepulang dari Sekolah ia tergesa-gesa ingin segera membuka kotak pos
dan sudah mengira kartu pos dari Mamanya telah tiba. Waktu di Kelas, Ia melamun
dan membayangkan gambar kartu pos dari Mamanya. Namun kotak pos tersebut kosong
tidak ada isinya, Ia melongok dan memanggil Bik Sari . Beningnya menanyakan
keberadaan isi kotak tersebut hingga membuat Bik Sari kebingungan untuk
menjawab. Bik Sari melihat mata kecil seketika meredup menjadi tidak tega serta
selalu merasa terharu melihat mata yang kecewa. Bik Sari lalu memberitahukan
kepada Marwan sebagai Ayah Beningnya jika setiap pulang dari Sekolah selalu
menanyakan soal kartu pos dari Mamanya hingga membuat Marwan hanya
terdiam. Ketika Beningnya bertanya soal
kartu pos ini kepada Marwan hanya akan membuat mengarang-ngarang jawaban.
Pekerjaan Ren sering meninggalkan Beningnya dari rumah terkadang sebulan tidak
pulang dari Kota yang disinggahi. Dengan keadaan begitu, Ren selalu mengirimkan
kartu pos buat anaknya. Marwan juga mengetahui alasan Ren selalu mengirim surat
kepada Beningnya karena Ia ingin anaknya merasakan kebahagiaan yang sama dengan
Ren. Saat dahulu Ren juga selalu dikirim surat oleh papanya ketika sedang
bekerja di luar dan harus meninggalkan anaknya.
Ketukan pintu membuat Marwan terkaget melihat Beningnya berdiri dengan
sayu membawa kotak kayu pemberian Ren. Beningnya meminta kepada Ayahnya untuk
diantarkan ke rumah pak pos karena ia telah mengetahui jawaban dari Ayahnya
jika pak posnya sedang sakit, walaupun jawaban dari Ayahnya tidak benar. Marwan
hanya diam, lalu mencoba mengalih perhatiannya dengan memutar DVD Pokoyo
kesukaannya. Namun, Beningnya sibuk melihat gambar-gambar dari kartu pos
tersebut. Marwan terus menerus kebingungan hingga bertemu dengan Ita teman
sekantornya yang bisa memberikan saran untuk cara menjelaskan kepada Anaknya
terkait dengan kepergian Ibunya.
Seketika Marwan mempunyai ide untuk menuliskan kartu pos dengan harapan
anaknya dapat mengira kartu pos tersebut berasal dari mamanya. Akan tetapi,
anaknya mengetahui bahwa kartu pos yang diterima bukanlah tulisan dari mamanya,
hingga matanya menjadi berkaca-kaca. Cerita ini diakhiri dengan kemunculan
cahaya dari Kamar Beningnya dan cahaya yang terpancar menjadi penanda
kedatangan Mama dihadapan anaknya. Pada kenyataanya, Benignya sama sekali belum
mengetahui tentang kematian ibunya dan arwah Ren datang menemui anaknya serta
berpesan bahwa surat-surat yang biasanya dikirim lewat pos mulai kini akan
diantarkan sendiri tanpa melalui tukang pos.
Analisis
Tema
yang terdapat dalam sebuah cerpen berjudul Kartu Pos dari Surga karya Agus Noor
adalah tentang kejujuran seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Dalam cerpen
ini terdapat beberapa tokoh. Tokoh utama
pada cerpen ini adalah Beningnya. Beningnya
memiliki watak cerdas, pintar dan polos. Hal ini dapat dibuktikkan bahwa ia selalu
menunggu kartu pos dari mamanya, ia juga pandai dan cerdas ketika mengetahui
bahwa surat yang datang kepadanya bukanlah tulisan dari mamanya, melainkan dari
ayahnya sendiri. Tokoh selanjutnya adalah Ayah Benignya yang bernama Marwan. Marwan berwatak pembohong namun
ia juga kreatif. Marwan selalu berbohong kepada Beningnya karena ia takut
membuat perasaan sedih ketika mengetahui keadaan mamanya yang sudah meninggal
dunia, Marwan terpaksa berbohong agar anaknya tidak selalu bertanya terkait
dengan mamanya. Marwan selalu mencoba untuk menarik perhatian Beningnya agar
tidak selalu memikirkan kapan datangnya surat pos dengan cara memutarkan DVD
Pokoyo untuk menyenangkan Benignya.
Tokoh
yang ketiga adalah mama Beningnya, istri
Marwan bernama Ren. Ren berwatak baik hati, saat masih hidup, Ren selalu
pergi bekerja ke luar Kota sehingga meninggalkan anaknya. Ia selalu mengirimkan
surat untuk anaknya lewat kantor pos supaya anaknya merasakan kebahagiaan yang
sama seperti mamanya saat kecil selalu mendapat kartu pos dari Ayahnya. Tokoh
keempat adalah Bik Sri. Bik Sri
merupakan pembantu rumah tangga di rumah Beningnya. Ia berwatak baik hati
karena tidak ingin melihat anak majikannya bernama Beningya merasakan
kesedihan. Bik Sri selalu terharu ketika melihat Beningnya bersedih hati dengan
mata meredup dan selalu diam saja. Tokoh yang terakhir yaitu Ita. Ia sebagai teman Marwan di Kantor
yang selalu memberi saran baik kepadanya tentang bagaimana cara menyampaikan
keadaan ibunya kepada seorang anak. Ita juga berbaik hati karena menyuruh
Marwan untuk selalu menyembunyikan kejujuran agar Beningnya tidak merasakan
kesedihan dan kekecewaan.
Latar tempat
yang digunakan dalam novel ini adalah di Halaman rumah. Hal ini dibuktikan
ketika mobil jemputan sekolah Beningnya tiba di halaman rumahnya. Latar tempat
yang kedua adalah di Rumah Beningnya ketika ia menanyakan soal surat pos kepada
Bik Sri yang sedang mengepel. Latar tempat ketiga adalah di Sekolah, dapat
dibuktikan dengan Benignya sedang melamun membayangkan gambar yang ada di dalam
kartu pos dari mamanya di dalam kelas. Latar tempat yang keempat adalah di
Kantor ketika Marwan dan Ita mengobrol mendiskusikan terkait dengan anaknya.
Latar tempat terakhir yaitu di Kamar ketika Beningnya tidur bersama Ayahnya. Latar waktu yang digunakan adalah pada
zaman modern dengan bukti bahwa pada saat itu pula sudah ada Handphone yang
dapat digunakan untuk berkomunikasi. Latar
suasana yang digunakan adalah menyedihkan, mengharukan, menegangkan dan
cemas.
Alur
yang digunakan pada cerpen ini adalah alur
maju. Menggunakan alur maju karena Beningnya dihampiri oleh almarhumah
ibunya di kamar setelah lama ia menahan rasa kerinduannya. Amanat dari cerpen ini adalah sebagai manusia kita jangan pernah
untuk menyembunyikan sesuatu apapun yang bersifat rahasia. Meskipun sesuatu
tersebut membuat oranglain bersedih, maka alangkah baiknya jika kita tidak
menutupinya hingga dapat berbohong dengan oranglain karena kebohongan akan
terbongkar pada masanya. Serta segala sesuatu kepercayaan haruslah kita lakukan
dengan penuh keyakinan.
Komentar
: setelah membaca cerpen berjudul Kartu Pos dari Surga Karya Agus Noor saya
menjadi tertarik dengan isi cerpennya. Isi cerpennya membuat saya menjadi
terharu ketika muncul rasa kerinduan seorang gadis kecil yang rindu kepada
ibunya, namun ibunya telah meninggal dunia. Menurut saya tokoh Marwan juga
tidak ada salahnya jika terpaksa melakukan kebohongan demi anak kecilnya agar
anaknya tidak menangis, saya tertarik dengan tokoh Marwan karena ia melakukan
segala hal yang terbaik untuk anaknya agar tidak terlarut dalam kesedihan yang
mendalam serta Marwan menjadi ayah yang baik bagi Benignya. Cerpen ini memberikan dampak positif bagi
saya seperti menyadarkan saya untuk harus selalu berbakti dan mengikuti
perintah orang tua selagi orang tua masih hidup serta selalu membuat orang tua
bahagia sebelum semuanya terlambat dan tidak terjadi penyesalan. Selain itu
menjadi kesadaran bagi saya agar selalu meluangkan waktu untuk kedua orang tua,
jika orang tua sudah meninggal tidak ada lagi percakapan atau canda tawa antara
orang tua dan anak.
Komentar
Posting Komentar